Tahukah sobat, umat muslim di masa keemasannya banyak menyumbangkan ilmuan-ilmuan hebat khususnya di bidang kedokteran.
Bidang kedokteran merupakan ilmu yang terus berkembang dari zaman ke zaman, banyak tokoh cendekiawan dunia berperan dalam memajukan ilmu kedokteran hingga zaman modern ini. Beberapa diantaranya berasasl dari cendekiawan muslim. Siapa saja mereka?
Ilmuan Muslim yang Berpengaruh di Bidang Kedokteran
Banyak tokoh cendekiawan Muslim di bidang kedokteran yang turut mengharumkan namanya dalam sejarah peradaban manusia. Berikut ini adalah daftar tokoh cendekiawan Muslim di bidang kedokteran beserta penemuannya:
Ali Al-Thabari
Tokoh muslim pertama yang berpengaruh dalam bidang kedokteran ialah Ali al-Thabari. Cendekiawan islam dari Irak yang terkenal dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk dalam bidang kedokteran. Salah satu karyanya yang terkenal yaitu buku yang berjudul "Firdous al-Hikmah" (taman kebijaksanaan). Buku ini berisi ensiklopedia medis yang mencakup pengobatan tradisional Arab, Yunani, dan India. Melalui karyanya inilah perkembangan dunia kedokteran semakin masif hingga ke tanah eropa melalui terjemahan-terjemahan bukunya.
Ibnu Rusyd (Averroes) (1126–1198 M)
Ibnu Rusyd dikenal sebagai filsuf, dokter, dan ahli hukum. Ia menulis komentar-komentar penting tentang karya-karya Aristoteles dan mempromosikan hubungan antara filsafat dan agama. Dalam bidang kedokteran, ia menyusun buku Kitab al-Kulliyat yang membahas prinsip-prinsip dasar kedokteran.
Ibnu Sina (Avicenna) (980–1037 M)
Cendekiawan muslim dari masa keemasan islam lainnya adalah Ibnu Sina, mungkin banyak orang yang telah tahu peran penting beliau dalam dunia kedokteran.
Ibnu Sina yang mempunyai julukan Avicenna oleh dunia barat ini seringkali disebut sebagai "Bapak Kedokteran Modern" karena karyanya yang berjudul Al-Qanun fi at-Tibb.
Qanun Kedokteran atau Kaidah Kedokteran merupakan ensiklopedia medis yang tetap menjadi sumber medis selama berabad-abad. Qanun ini menetapkan standar untuk kedokteran di Eropa dan dunia Islam abad pertengahan dan digunakan sebagai buku pelajaran medis standar hingga abad ke-18 di Eropa.
Al-Kindi (801–873 M)
Al-Kindi adalah seorang filsuf, matematikawan, dan dokter yang terkenal. Ia memadukan pemikiran filsafat Yunani dengan Islam dan menerapkan logika pada berbagai disiplin ilmu. Al-Kindi juga menulis tentang obat-obatan, teori musik, dan pengembangan kode rahasia (kriptografi).
Abu Al-Qasim Al-Zahrawi (936–1013 M)
Al-Zahrawi, yang dikenal sebagai "Bapak Bedah", menulis Al-Tasrif, sebuah ensiklopedia kedokteran yang berisi metode operasi bedah modern dan instrumen-instrumen bedah. Karyanya ini berpengaruh besar dalam pengembangan ilmu bedah di Eropa.
Abu Zayd Al-Balkhi (850–934 M)
Al-Balkhi adalah seorang ahli psikologi dan kesehatan mental. Ia menulis Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Penyembuhan Tubuh dan Jiwa) yang membahas hubungan antara kesehatan fisik dan mental. Al-Balkhi dianggap sebagai pelopor dalam memahami konsep psikosomatik (keterkaitan antara kondisi psikologis dan penyakit fisik).
Muhammad bin Zakariya ar-Razi (865–925 M)
Ar-Razi, atau Rhazes, adalah seorang dokter, filsuf, dan alkemis terkenal yang menulis lebih dari 200 karya, termasuk Al-Hawi, sebuah buku kedokteran berisi observasi dan eksperimen. Ia juga membedakan antara cacar dan campak serta menyoroti pentingnya eksperimen dalam sains.
Ibnu al-Nafis (1213–1288 M)
Ibnu al-Nafis adalah seorang dokter dan filsuf yang terkenal dengan penemuannya tentang sirkulasi paru, yang menjadi landasan pemahaman modern tentang sistem peredaran darah. Dia menulis banyak karya medis, termasuk komentar tentang Canon of Medicine karya Ibnu Sina.